Tujuan :
- Memahami fungsi isolasi pada suatu penghantar
- Memahami cara pemakaian alat ukur insulation tester
- Melakukan pengukuran tahanan isolasi pada kabel, transformator, motor dan peralatan listrik lain.
Tujuan :
Data Hasil Percobaan:
Benda 1 : Balok Kayu Kasar
Benda 2 : Balok Kaca
Tabel 2.1. Data Hasil Percobaan
No. | Benda 1 | Benda 2 | ||||
θ | µk | µk rata-rata | θ | µk | µk rata-rata | |
1. | 30 | 0,58 | 0,57 | 25 | 0,47 | 0,46 |
2. | 29 | 0,55 | 25 | 0,47 | ||
3. | 29 | 0,55 | 24 | 0,44 | ||
4. | 30 | 0,58 | 25 | 0,47 | ||
5. | 31 | 0,60 | 24 | 0,44 |
Catatan :
Tujuan
Teori
Kalor adalah suatu bentuk energi yang muncul saat terjadi perpindahan energi dari suatu benda ke benda lainnya karena pengaruh perbedaan suhu. Selanjutnya setiap benda atau zat pada dasarnya memiliki kalor jenis yang berbeda-beda, misalnya seperti air yang memiliki kalor jenis 4200 J/kg⁰C, alkohol 2400 J/kg⁰C, serta es yang berkalor jenis 2100 J/kg⁰C.
Kalor jenis itu merupakan banyaknya energi kalor yang dibutuhkan untuk bisa menaikan suhu pada zat yang memiliki massa 1 kg menjadi 1⁰C. Satuan internasional dari kalor jenis adalah J/kg⁰C.
Sedangkan kapasitas kalor merupakan jumlah kalor yang dibutuhkan untuk bisa meningkatkan suhu sejumlah zat sebesar 1⁰C.
Rumus Perpindahan Kalor
Karena besaran kalor dipengaruhi oleh massa benda, kalor jenis, dan perubahan suhu, maka dapat dirumuskan:
Q = m.c.ΔT
Keterangan:
Q = Besaran kalor yang dibutuhkan untuk dilepas atau diterima suatu benda (J)
c = Kalor jenis benda atau zat (J/kg⁰C)
m = Massa benda atau zat (kg)
ΔT = Perubahan suhu (⁰C)
Prosedur Percobaan
MODUL I
HUKUM ARCHIMEDES
Hukum Archimedes mengatakan bahwa “Jika suatu benda dicelupkan ke dalam sesuatu zat cair, maka benda itu akan mendapat gaya ke atas yang sama besarnya dengan beratnya zat cair yang dipindahkan oleh benda tersebut”.
Ketika suatu benda dimasukkan ke dalam air, ternyata beratnya seolah-olah berkurang. Peristiwa ini tentu bukan berarti ada massa benda yang hilang, namun disebabkan oleh suatu gaya yang mendorong benda yang arahnya berlawanan dengan arah berat benda. Seorang ahli Fisika yang bernama Archimedes mempelajari hal ini dengan cara memasukkan dirinya pada bak mandi. Ternyata, ia memperoleh hasil, yakni beratnya menjadi lebih ringan ketika di dalam air. Gaya ini disebut gaya apung atau gaya ke atas (Fa). gaya apung sama dengan berat benda di udara dikurangi dengan berat benda di dalam air. Persamaan Hukum Archimedes :
Fa = wu – wf
Keterangan:
Fa = gaya apung atau gaya ke atas (N)
wu = gaya berat benda di udara (N)
wf = gaya berat benda di dalam air (N)
Besarnya gaya apung ini bergantung pada banyaknya air yang didesak atau dipindahkan oleh benda tersebut. Semakin besar air yang didesak maka semakin besar pula gaya apungnya. Hasil penemuannya dikenal dengan Hukum Archimedes yang menyatakan bahwa apabila suatu benda dicelupkan ke dalam zat cair, baik sebagian atau seluruhnya, benda akan mendapat gaya apung (gaya ke atas) yang besarnya sama dengan berat zat cair yang didesaknya (dipindahkan) oleh benda tersebut. Secara matematis ditulis :
Fa = wf
Fa = ρf . g . vbf
Keterangan:
Fa = Gaya keatas yang dialami benda (N)
ρf = Massa jenis zat cair (kg/m3)
vbf = Volume benda tercelup (m3)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
Fa = wf
wu – wf = ρf . g . vbf
Dalam konsep hukum Archimedes ada tiga keadaan benda di dalam zat cair :
Benda dikatakan terapung jika berat jenis benda lebih kecil daripada berat jenis zat cair dan berat benda sama dengan gaya ke atas zat cair.
Gambar 1.1: Benda Terapung
Pada peristiwa mengapung, hanya sebagian volume benda yang tercelup di dalam fluida sehingga volume fluida yang berpindah lebih kecil dari volume total benda yang mengapung. Karena vbf (volume benda yang tercelup) lebih kecil daripada vb (volume benda total), maka syarat benda mengapung adalah:
vb > vbf
ρb < ρf
Benda dikatakan melayang jika berat jenis benda sama dengan berat jenis zat cair dan berat benda sama dengan gaya ke atas zat cair.
Gambar 1.2: Benda Melayang
Pada peristiwa melayang, volume fluida yang dipindahkan (volume benda yang tercelup) sama dengan volume total benda yang melayang. Karena vbf (volume benda yang tercelup) sama dengan vb (volume benda total), maka syarat benda melayang adalah:
vb = vbf
ρb = ρf
Benda dikatakan tenggelam jika berat jenis benda lebih besar daripada berat jenis zat cair dan berat benda lebih besar daripada gaya ke atas zat cair. perbedaan benda terapung tenggelam dan melayang dapat dibuatkan tabel berikut ini.
Gambar 1.3: Benda Tenggelam
Pada peristiwa tenggelam, volume benda yang tercelup di dalam fluida sama dengan volume total benda yang mengapung, namun benda bertumpu pada dasar bejana sehingga ada gaya normal dasar bejana pada benda sebesar N.
Karena vbf (volume benda yang tercelup) sama dengan vb (volume benda total), maka syarat benda tenggelam adalah :
vb = vbf
ρb > ρf
III. Alat dan Bahan Percobaan
Prosedur Percobaan
Analisa Data
Kesimpulan dan Saran
Data Hasil Percobaan:
Data 1 :
Jenis Benda = Silinder Besi
Jenis Fluida = Air
massa Gelas Kosong (mk ) = 100 gram
Kondisi Benda Sebelum Dicelup :
Berat Benda di Udara (wbu ) = 0,75 N
massa Benda di Udara (mbu ) = 75 gram
Kondisi Benda Setelah Dicelup :
Berat Benda di dalam fluida (wbf ) = 0,65 N
massa Benda di dalam fluida (mbf ) = 65 gram
mk + fluida yang tumpah = 109 gram
massa fluida (mf ) = (mk + fluida yang tumpah) – (mk)
= 109 gram – 100 gram
= 9 gram
Maka :
Jawaban :
Hukum Archimedes mengatakan bahwa :
“Jika suatu benda dicelupkan ke dalam sesuatu zat cair, maka benda itu akan mendapat gaya ke atas yang sama besarnya dengan beratnya zat cair yang tumpah oleh benda tersebut”.
Tabel 1.1: Hasil Percobaan
Tujuan Praktikum :
Praktikum Pengukuran Besaran Listrik :
Tujuan :