Percobaan Fisika “Hukum OHM”

Percobaan hukum Ohm adalah eksperimen yang dilakukan untuk memverifikasi hubungan antara tegangan (V), arus listrik (I), dan hambatan (R) dalam suatu rangkaian listrik, sesuai dengan hukum Ohm. Hukum ini menyatakan bahwa:

V=I⋅R

Artinya, tegangan yang melewati suatu penghantar berbanding lurus dengan arus yang mengalir melaluinya, asalkan suhu dan kondisi fisik penghantar tetap.

Langkah Percobaan:

Berikut adalah langkah-langkah sederhana untuk melakukan percobaan hukum Ohm:

Alat dan Bahan

  1. Sumber tegangan DC (baterai atau power supply).
  2. Resistor (dengan nilai hambatan yang diketahui).
  3. Amperemeter (untuk mengukur arus).
  4. Voltmeter (untuk mengukur tegangan).
  5. Kabel penghubung.
  6. Breadboard (opsional).

Prosedur

  1. Rangkai komponen sesuai diagram: Hubungkan resistor ke sumber tegangan melalui amperemeter. Voltmeter dipasang paralel terhadap resistor untuk mengukur tegangan pada resistor.
  2. Atur tegangan sumber: Mulailah dengan tegangan rendah, misalnya 1 V, dan catat nilai arus (I) yang terukur di amperemeter.
  3. Ulangi pengukuran: Tingkatkan tegangan secara bertahap (misalnya 1 V, 2 V, 3 V, dll.) dan catat nilai arus untuk setiap tegangan.
  4. Hitung nilai hambatan: Gunakan data pengukuran untuk menghitung hambatan (R=V/I) dan bandingkan dengan nilai resistor yang diketahui.

Hasil

  1. Buat grafik hubungan V (tegangan) terhadap I (arus).
  2. Jika resistor mematuhi hukum Ohm, grafik akan berupa garis lurus, di mana kemiringan garis (m) mewakili nilai hambatan (R).

Kesimpulan

  • Grafik linear menunjukkan bahwa hukum Ohm berlaku.
  • Jika grafik tidak linear, hambatan mungkin berubah seiring suhu, atau resistor bukan jenis ohmik (non-linier).

Praktikum Fisika (Modul Ayunan Bandul)

PERCOBAAN AYUNAN BANDUL SEDERHANA

 Analisa Data:

 Tabel Data Hasil Percobaan:

 

n = 10 getaran

 

No. Panjang Tali (L) Waktu (t) Periode (T)

T=t/n

T2 Gravitasi (g)=
1. 20 cm 10 detik

9 detik

10 detik

 

Rata-rata:

9,6 detik

T=t/n

=  = 0,96

T2 = 0,962

= 0,92

g= 8,57 m/s2
2. 40 cm 13 detik

13 detik

13 detik

 

Rata-rata:

13 detik

T=t/n

=  = 1,3

T2 = 1,32

= 1,69

g= 9,33 m/s2
3. 60 cm 16 detik

17 detik

15 detik

 

Rata-rata:

16 detik

T=t/n

=  = 1,6

T2 = 1,62

= 2,56

g= 9,24 m/s2
4. 80 cm 18 detik

18 detik

18 detik

 

Rata-rata:

18 detik

T=t/n

=  = 1,8

T2 = 1,82

= 3,24

g= 9,73 m/s2

 

 

Rata-rata nilai gravitasi =

(8,57+9,33+9,24+9,73)/4=9,1 m/s^2

 Kesimpulan:

  • Hasil percobaan ternyata berbeda dengan hasil literatur nilai gravitasi sebesar 9,8 m/s2, hal ini membuktikan bahwa setiap tempat memiliki nilai gravitasi yang berbeda-beda, tapi sesungguhnya rata-rata nilai gravitasi yang ada di bumi adalah antara 9 m/s2 sampai dengan 10 m/s2.
  • Apabila panjang tali yang digunakan lebih pendek maka waktu yang diperlukan untuk menghitung waktu ayunan bandul lebih sedikit dan sebaliknya.
  • Jumlah pengulangan percobaan sangat berpengaruh terhadap akurasi hasil pengukuran. Semakin banyak jumlah pengulangan maka semakin mendekati nilai sebenarnya.

Praktikum Kalor Spesifik Air dengan Metode Joule

Praktikum Kalor

Tujuan :

  1. Mengukur jumlah kalor dan kapasitas kalor pada suatu zat.
  2. Mengidentifikasi hubungan kalor jenis benda terhadap perubahan suhu benda pada air dan minyak goreng.

Alat dan Bahan :

1. Neraca analog atau digital
2. Bunsen (lampu spirtus)
3. Kaki tiga
4. Kawat kasa
5. Termometer
6. Beaker Glass (Gelas kimia)
7. Stopwatch
8. Air dan minyak goreng

Prosedur Percobaan :

1. Timbanglah massa gelas kosong menggunakan neraca digital atau analog dan catat  hasilnya.
2. Masukkan air ke dalam gelas tersebut sebanyak 200 mL.
3. Hitunglah berapakah massa airnya saja.
4. Kemudian ukurlah suhu awal (T1) dari air tersebut sebelum dipanaskan.
5. Selanjutnya nyalakan pembakar bunsen kemudian letakkan gelas yang berisi air tersebut di atas bunsen yang menyala.

6. Masukkan termometer kembali ke dalam gelas dan nyalakan timer (stopwatch) selama 5 menit (catatan: ujung termometer tidak boleh menyentuh dasar gelas, hanya zat cairnya saja yang kita ukur).
7. Catatlah perubahan suhu zat selang waktu 60 detik.
8. Lakukan percobaan yang sama untuk jenis zat yang berbeda yaitu minyak goreng.